BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Struma adalah perbesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan pembengkakan di
bagian depan leher (Dorland, 2002). Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah
laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea. Tiroid menyekresikan dua
hormon utama, tiroksin (T4), dan triiodotironin (T3),
serta hormon kalsitonin yang mengatur metabolisme kalsium bersama dengan
parathormon yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid (Guyton and Hall, 2007).
Kerja kelenjar
tiroid ini dipengaruhi oleh kecukupan asupan iodium. Defisiensi hormon tiroid
ini dapat menimbulkan gangguan tertentu yang spesifik. Cretinism, misalnya,
yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan dibawah normal disertai dengan
retardasi mental merupakan akibat dari hormon tiroid yang inadekuat pada saat
perkembangan janin. Kekurangan asupan yodium yang biasanya terjadi pada daerah
goiter (gondok) endemis banyak terjadi karena defisiensi yodium menyebabkan
hipotiroidisme sehingga mengakibatkan pembengkakan kelenjar.
B.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu hormon
tiroid dan pembentukan hormonya
2. Untuk mengetahui fungsi hormone
tiroid dan efek hormone tiroid
C.
MANFAAT
1.
Agar dapat mengetahi apa yang dimaksud hormon tiroid
2.
Agar dapat mengetahui fungsi hormone teroid
3.
Agar dapat mengetahui pembentukan hormon tiroid
4.
Dapat mengetahui fungsi hormon tiroid
5.
Dapat mengetahui efek hormon kelenjar tiroid
BAB II
PEMBAHASAN
FUNGSI DAN MEKANISME KERJA DARI HORMON TIROID
A.
Pengertian Hormon Tiroid
Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah
klasifikasi hormon yang mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang
disintesis oleh kelenjar tiroid dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis
hormon dari klasifikasi ini yaitu tetra-iodotironina dan tri-iodotironina.
Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang sangat vital di dalam metabolisme
tubuh.
Istilah
hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan senyawa organik
pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait; meskipun
terhadap dua hormon tiroid yang lain yaitu CT, dan PTH
Hormon tiroid merupakan pengendali utama metabolisme dan
pertumbuhan dengan, deiodinasi tetra-iodotironina yang memicu respirasi pada
kompleks I rantai pernapasan mitokondria,yang menjadi salah satu faktor laju metabolisme
basal; dan modulasi transkripsi genetik melalui pencerap tri-iodotironina yang
terdapat pada inti sel.Pentingnya peran TH mulai dikenali pada abad ke 19 saat
sebuah kasus pembesaran kelenjar tiroid dengan simtoma hipertiroidisme
mengakibatkan gagal jantung, exophthalmos dan percepatan laju metabolisme
basal. Studi lebih lanjut yang kemudian dilakukan, memberikan pengetahuan bahwa
kedua hormon tiroid T4 dan molekulnya yang lebih reaktif, yaitu T3 mempunyai
efek pleiotropik. Konversi T4 menjadi T3, pada plasma darah disebut
monodeiodinasi, terjadi oleh enzim ID-I yang banyak terdapat pada hati dan
ginjal, dan ID-2 yang terdapat pada otak, hipofisis dan jaringan adiposa
cokelat.[4] Kedua jenis enzim deiodinase tersebut mengandung senyawa Selenium,
dengan glukokortikoid sebagai senyawa promoter.
Hormon
tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara :
1. Merangsang hampir setiap jaringan
tubuh untuk menghasilkan protein
2. Meningkatkan jumlah oksigen yang
digunakan oleh sel.
Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan
yodium, yaitu suatu eleman yang terdapat di dalam makanan dan air. Kelenjar
tiroid menangkap yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid. Setelah hormon
tiroid digunakan, beberapa yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid
dan didaur-ulang untuk kembali menghasilkan hormon tiroid.
Tubuh
memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.
Hipotalamus
(terletak tepat di atas kelenjar hipofisa di otak) menghasilkan
thyrotropin-releasing hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan
thyroid-stimulating hormone (TSH). Sesuai dengan namanya, TSH ini merangsang
kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid. Jika jumlah hormon tiroid
dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam
jumlah yang lebih sedikit; jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka
kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH. Hal ini disebut mekanisme
umpan balik.
B.
Pembentukan hormone kelenjar tiroid
1. Tirosin adalah suatu asam amino yang
disintesis oleh sel – sel tubuh dalam jumlah yang cukup. Molekul – molekul
tirosin yang diambil dari plasma kemudian masuk ke dalam koloid dan terikat
pada molekul tiroglobulin. Tiroglobulin disintesis oleh reticulum endoplasma
sel folikel yang kemudian disekresikan ke dalam koloid secara eksositosis.
Hormone tiroksin yang dihasilkan adalah hasil iodinisasi molekul tirosin yang
terikat pada tiroglobulin. Untuk dapat melakukan iodinisasi, diperlukan molekul
iodium yang aktif.
2. Molekul iodium aktif berasal dari
iodide yang diambil melalui proses transport aktif yang memerlukan energi.
Proses pengambilan iodida secara aktif tersebut dikenal
dengan proses idodida trapping. Iodide yang telah ditangkap akan dioksidasi
oleh enzim peroksida menjadi iodium aktif sebelum berkonjugasi dengan gugus
terminal tirosin-tiroglobulin. Proses ini menggunakan suatu simporter atau
pompa iodida yang disebut simporter NA+/I- (NIS) yang mengangkut Na+ dan I- ke
dalam sel melawan gradient elektrokimia untuk I.
3.
Iodinisasi tiroglobulin/organic binding
Gugus tirosin yang menempel pada tiroglobulin di dalam
koloid segera mengikat molekul – molekul iodium (iodinisasi) :


Proses iodinisasi tiroglobulin-tirosin ini dikatalisis oleh
enzim peroksidase tiroid dan dapat dihambat oleh zat – zat kimia seperti
tiourea dan propiltiourasil
4.
Kondensasi oksidatif



Sintesis hormone kelenjar tiroid di atas dirangsang oleh
TSH. Dalam tiroid manusia normal, distribusi rata – rata senyawa beriodium
adalah 23% MIT, 33% DIT, 35% T4, dan 7% T3. Sedangkan RT3 dan komponen lain
hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit.
Hormon
tiroid terdapat dalam 2 bentuk:
1.
Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid, hanya memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme
tubuh.
2.
Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam
bentuk aktif, yaitu tri-iodo-tironin (T3).
Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif,
sedangkan 20% sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.
Perubahan
dari T4 menjadi T3 di dalam hati dan organ lainnya, dipengaruhi oleh berbagai
faktor, diantaranya kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu.
Sebagian
besar T4 dan T3 terikat erat pada protein tertentu di dalam darah dan hanya
aktif jika tidak terikat pada protein ini. Dengan cara ini, tubuh
mempertahankan jumlah hormon tiroid yang sesuai dengan kebutuhan agar kecepatan
metabolisme tetap stabil.
C.
Fungsi Hormon Tiroid
1.
Mengatur laju metabolisme
tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan
konsusmsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien,
paru-paru dan testis. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda
dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya
tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya
dalam darah. T4 dapat diubah menjadi T3 setelah dilepaskan darifolikel
kelenjar.
2.
Memegang peranan penting dalam
pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
3.
Mempertahankan sekresi GH dan
gonadotropin
4.
Efek kronotropik dan Inotropik
terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama
jantung
5.
Merangsang penbentukan sel
dalam darah
6.
Mempengaruhi kekuatan dan ritme
pernapasan sebagai komp[ensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat
metabolisme
7.
Bereaksi terhadap antagonis
insulin.
Tirokalsitonin mempuyai jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama
menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium I tulang.
Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum.
Kadar kalsium serum rendah akan menekan pengeluaran tirokalsitonin dan
sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran
tirokalsitonin. Faktor tamabahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di
lambung.
Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai
faktor harus bekerjasama secara benar:
1.
hipotalamus
2.
kelenjar hipofisa
3.
hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan
perubahan T4 menjadi T3 di dalam hati serta organ lainnya).
Tiroid
mengeluarkan tiga hormon penting, yaitu:
1.
Triodotironin
2.
Tiroksin
3.
Kalsitonin
Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan
cara mengalir bersama darah dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa.
Jika
Tiroid mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin, maka tubuh akan
merasa kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah. Sebaliknya
jika terlalu banyak, tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa diam
dan berat badan akan berkurang.
D.
Mekanisme Kerja Hormon Tiroid
Mekanisme
Kendali yang Teliti
Sebuah sistem yang sangat maju dan teratur telah diciptakan untuk mengatur jumlah tiroksin yang dilepaskan. Pelepasan tiroksin terjadi lagi sebagai hasil rantai perintah sekumpulan sel tak sadar yang disusun dalam hirarki yang amat tertib.
Saat
cukup hormon tiroid telah dihasilkam, hipotalamus menghentikan pembentukan
hormon pelepas tiroid.
|
Saat tiroksin dilepaskan, otak sistem hormonal - hipotalamus -mengirimkan sebuah perintah (TRH, hormon pelepas tiroid) ke kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid, sebagai titik akhir rantai perintah ini, segera menanggapi dengan melepaskan tiroksin dan menyebarkannya ke seluruh tubuh melalui darah.
|
Saat
tiroksin dibutuhkan, hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari
(TRH). Kelenjar pituitari yang menerima
perintah ini memahami bahwa kelenjar tiroid harus diaktifkan. Kelenjar pituitari segera mengirimkan
perintah ke kelenjar tiroid (TSH).
Sesuai dengan perintah yang diterima, kelenjar tiroid segera
menghasilkan tiroksin, dan menyebarkannya ke seluruh tubuh lewat aliran darah.
Bagaimanakah
jumlah hormon yang harus dilepaskan itu ditentukan? Bagaimanakah mungkin hormon
dilepaskan dalam jumlah yang dibutuhkan tak lebih dan tak kurang, kecuali saat
sakit?
Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh
sebuah sistem khusus yang diciptakan oleh kepiawaian Allah mencipta. Sistem ini
didasarkan pada dua mekanisme arus balik negatif dan contoh keajaiban suatu
rancangan teknik yang tak terbandingkan.
Saat jumlah tiroksin dalam darah naik di atas
normal, hormon tiroksin mempengaruhi kelenjar pituitari dan terkadang langsung
ke hipotalamus: kelenjar ini mengurangi kepekaan kelenjar pituitari terhadap
hormon TRH.
Fungsi hormon TRH adalah mengaktifkan kelenjar
pituitari agar mengirimkan perintah (berbentuk hormon TSH) ke kelenjar tiroid.
Perintah ini adalah titik kedua dalam rantai perintah produksi hormon tiroksin.
Sistem ini dirancang begitu rumit sehingga kelebihan
tiroksin mengambil tindakan amat cerdas agar sumber-sumber yang menghasilkan
hormon ini tak membuat terlalu banyak, serta campur tangan dan menghambat
rantai perintah yang dibangun untuk menghasilkan dirinya. Dengan cara ini, saat
tiroksin di dalam darah meningkat di atas normal, produksinya otomatis
dihentikan
Empat dari Sepuluh Ribu
Molekul
Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh
sistem menakjubkan yang telah kami gambarkan di atas. Namun, di samping semua
ini, ada sistem menakjubkan lainnya yang menjaga agar jumlah tiroksin dalam
darah mantap di masa genting.
Molekul tiroksin dilepaskan oleh kelenjar tiroid ke
dalam darah dan harus segera menempel ke molekul yang dirancang khusus untuk mengangkutnya
dalam darah. Saat menempel pada molekul ini, molekul tiroksin tak dapat
menjalankan fungsinya. Dari ribuan molekul tiroksin, hanya sedikit yang beredar
bebas dalam darah. Hanya sekitar empat dari sepuluh ribu molekul tiroksin yang
mempengaruhi keepatan metabolisme dalam sel.
Setelah molekul tiroksin bebas memasuki sel-sel yang
dituju, molekul tiroksin lainnya yang melepaskan diri dari molekul pembawanya
menggantikan. Molekul-molekul pembawa bekerja sebagai tangki penyimpanan untuk
memastikan bahwa tersedia cukup tiroksin bila dibutuhkan.
Kita telah melihat betapa cermat pengelolaan
keseimbangan jumlah tiroksin yang dibutuhkan untuk mempengaruhi sel-sel ini dan
masalah-masalah kesehatan yang timbul jika jumlah itu naik atau turun.
Keseimbangan yang teliti ini melibatkan kadar empat molekul bebas dari sepuluh
ribu molekul tiroksin terikat. Berdasarkan hal ini, pertanyaan-pertanyaan
berikut harus diajukan:
Siapakah yang yang menghitung trilyunan molekul ini
dan memutuskan bahwa hanya sekitar empat dari sepuluh ribu dibutuhkan untuk
kesehatan manusia? Siapakah yang menghitung bahwa sembilan ribu sembilan ratus
sembilan puluh enam molekul dari setiap sepuluh ribu molekul harus tidak
berfungsi. Siapakah yang meramalkan bahwa akan berkurang empat molekul dari
setiap sepuluh ribu yang mengambang dalam vena, dan kemudian melepaskan molekul
lagi? Siapakah yang membuat perhitungan matemati yang menakjubkan dan
menciptakan sistem yang telah ada sejak setiap manusia dilahirkan ini?
Tentunya contoh ini merupakan bukti bahwa Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu baik yang terlihat maupun yang tidak, bahwa Dia
meliputi dan menentukan setepat-tepatnya kadar segala yang ada di muka bumi.
E.
Efek Hormon Kelenjar Tiroid
Efek umum dari hormone tiroid adalah
menyebabkan transkripsi inti dari sejumlah besar gen. Oleh karena itu,
sesungguhnya dalam semua sel tubuh, sejumlah besar enzim protein, protein
structural, protein transport, dan zat lainnya akan meningkat. Hasil akhir dari
semuanya adalah peningkatan menyeluruh aktivitas fungsional di seluruh tubuh.
Sebelum bekerja pada gen untuk
meningkatkan transkripsi genetic, hampir semua tiroksin dideiodinasi oleh suatu
ion iodium sehingga membentuk triiodotironin. Selanjutnya, triiodotironin ini
memiliki afinitas pengikatan yang sangat tinggi dengan reseptor hormone tiroid
intraselular. Akibatnya, sekitar 90% molekul hormone tiroid yang berikatan
dengan reseptor adalah triiodotironin dan hanya 10% tirosin yang berikatan
dengan reseptor.
Reseptor – reseptor hormone tiroid
melekat atau berdekatan pada rantai genetic DNA. Saat berikatan dengan hormone
tiroid, reseptor menjadi aktif dan mengwali proses transkripsi. Kemudian
dibentuk sejumlah besar tipe RNA messenger yang berbeda, yang kemudian dalam
beberapa menit atau jam diikuti dengan translasi RNA pada ribosom sitoplasma
untuk membentuk ratusan protein baru. Diyakini bahwa sebagian besar kerja
hormone tiroid dihasilkan dari fungsi enzimatik dan fungsi lain dari protein
baru ini.
Efek kalorigenik hormone tiroid
T3 dan T4 merupakan hormon
termogenik dan dapat meningkatkan konsumsi oksigen pada seluruh aktivitas
metabolik jaringan kecuali otak dewasa, testis, uterus, lymph nodes, limfa, dan
hipofisis anterior. Peningkatan konsumsi
oksigen oleh jaringan akan meningkatkan laju metabolisme yang pada akhirnya
meningkatkan produksi panas. Hal ini
disebut sebagai kalorigenesis.
Hormon tiroid memiliki efek sekunder
pada kalorigenesis dengan meningkatkan ekskresi nitrogen sehingga terjadi
katabolisme dari lemak dan protein yang dapat menyebabkan penurunan berat badan
bila konsumsi makanan tidak adekuat.
Kadar tiroid yang besar dapat untuk menghasilkan panas dalam jumlah
besar sehingga suhu tubuh meningkat.
Akibatnya, terjadi mekanisme hilangnya panas karena vasodilatasi di
kulit sehingga resistensi perifer berkurang.
Hormon tiroid juga dibutuhkan untuk perubahan hepatik dari karotin
menjadi vitamin A.
Efek kalorigenik lain dari hormon
tiroid akibat adanya metabolisme asam lemak.
Hormon tiroid meningkatkan aktivitas dari ikatan membrane Na,K ATPase
pada berbagai jaringan.
F.
Tanda-tanda Orang yang Kelebihan dan
Kekurangan Hormon Tiroid
Oleh Pengobatan Holistik Modern (Catatan)
pada 2 Juli 2012 pukul 10:44
Jakarta, Hormon tiroid berfungsi menstimulasi metabolisme
dari sel-sel tubuh. Tapi ada kalanya jumlah hormon ini tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan. Apa saja tanda-tanda kelebihan dan kekurangan hormon tiroid?
Tiroid adalah kelenjar yang terletak
di leher bagian depan yang berbentuk seperti kupu-kupu dan seringkali mudah
untuk diraba. Gangguan yang terjadi pada kelenjar ini bisa akibat ukurannya
atau produksi hormonnya yang tidak seimbang.
Produksi hormon yang tidak seimbang
ini bisa diakibatkan oleh kelebihan hormon tiroid (hipertiroid) atau kekurangan
hormon tiroid (hipotiroid). Gangguan hormonal ini bisa terjadi seumur hidup,
meski pada saat-saat tertentu kadar hormonnya bisa kembali normal tapi tidak
ada yang tahu penyebab gangguan hormon tersebut muncul kembali.
Gangguan tiroid lebih banyak dialami
oleh perempuan dibanding laki-laki (bisa sampai 5-7 kali lipat) dan mewakili
sebagian besar penyakit endokrin atau yang berhubungan dengan hormon.
Untuk mengetahui apakah seseorang
memiliki hipotiroid atau hipertiroid biasanya dilakukan tes darah dengan
mengetahui jumlah dari hormon T3 (triiodothyronine), T4 (thyroxine) dan TSH
(Thyroid Stimulating Hormone).
Berikut ini gejala yang muncul jika
tubuh kelebihan atau justru kekurangan hormon tiroid, seperti dikutip dari
Thyroid.about.com, Rabu (24/8/2011) yaitu:
Hipertiroidisme
|
Hipotiroidisme
|
Denyut jantung yg cepat
|
Denyut nadi yg lambat
|
Tekanan darah tinggi
|
Suara serak
|
Kulit lembat & berkeringat
banyak
|
Berbicara menjadi lambat
|
Gemetaran
|
Alis mata rontok
|
Gelisah
|
Kelopak mata turun
|
Nafsu makan bertambah disertai
penambahan berat badan
|
Tidak tahan cuaca dingin
|
Sulit tidur
|
Sembelit
|
Sering buang air besar & diare
|
Penambahan berat badan
|
Lemah
|
Rambut kering, tipis, kasar
|
Kulit diatas tulang kering
menonjol & menebal
|
Kulit kering, bersisik, tebal,
kasar
Kulit diatas tulang kering menebal & menonjol |
Mata membengkak, memerah &
menonjol
|
Sindroma terowongan karpal
|
Mata peka terhadap cahaya
|
Kebingungan
|
Mata seakan menatap
|
Depresi
|
Kebingungan
|
Demensia
|
Sumber detikHealth - Vera Farah
Bararah
G.
Penyakit Yang Menyerang Tiroid
Ada beberapa penyakit yang menyerang
tiroid, yang utama adalah hipertiroidisme, hipotiroidisme, Penyakit Graves,
Penyakit Hashimoto, peradangan, atau kanker tiroid.
1.
Hipertiroidisme (Hyperthyroidism)
Ketika seseorang mengalami
hipertiroidisme, kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon. Gejala
hipertiroidisme bisa memicu masalah kecemasan.
Gejala-gejala kecemasan ini meliputi kegugupan, keringat
berlebih, tangan gemetar, dan denyut jantung tidak teratur.
Penderita pria mungkin mengalami
disfungsi ereksi, sedangkan wanita berpontesi mengalami gangguan siklus
menstruasi.
Gejala umum lainnya termasuk
penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan dan diare. Hipertiroidisme
paling sering mempengaruhi wanita berusia antara 20 hingga 40 tahun.
2.
Hipotiroidisme (Hypothyroidism)
Hipotiroidisme terjadi ketika
kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid yang cukup. Sebagian besar
gejala hipotiroidisme merupakan kebalikan dari gejala hipertiroidisme, meskipun
tidak selalu demikian.
Misalnya, seseorang dengan
hipotiroidisme menemukan detak jantungnya melambat, alih-alih meningkat. Pasien
mungkin juga merasa sangat lesu, kedinginan, mengalami peningkatan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan, dan sembelit. Pasien pria mungkin mengalami
disfungsi ereksi, dan wanita mengalami gangguan pada siklus menstruasi.
3.
Penyakit Graves
Penyakit Graves terjadi ketika
sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid. Penyakit Graves lebih sering
terjadi pada wanita antara usia 20 hingga 40 tahun. Beberapa gejala penyakit
Graves mirip dengan hipertiroidisme seperti kecemasan dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan.
Penyakit Graves sering disebut pula sebagai gondok karena
kelenjar tiroid membesar dan berpotensi menimbulkan kesulitan bernapas.
Gejala lain penyakit Graves meliputi
mata bengkak atau gatal, keringat berlebihan, sensitivitas panas, dan kelemahan
otot.
4.
Penyakit Hashimoto
Hashimoto merupakan penyakit dimana
sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid, seperti penyakit Graves.
Perbedaannya, pada penyakit
Hashimoto produksi hormon tiroid menjadi turun, bukan meningkat. Beberapa
gejala penyakit Hashimoto meliputi intoleransi terhadap cuaca dingin, gondok,
kesulitan menelan, penambahan berat badan, dan kelelahan.
Tanda-tanda lain akan termasuk
sembelit, rambut beruban, ketidakteraturan menstruasi pada wanita, dan
kesulitan berkonsentrasi.
5.
Penyakit Tiroid Lain
Sekitar 5 persen wanita mengalami
bengkak kelenjar tiroid selama beberapa bulan setelah melahirkan. Kebanyakan
wanita pada awalnya mengalami gejala seperti hipertiroidisme, dan kemudian
berubah mengalami gejala mirip hipotiroidisme. Penyakit tiroid lain adalah
kanker tiroid. Karena gejala kanker tiroid umumnya hanya berupa pembengkakan
tiroid yang tidak spesifik, penting memeriksakan kelenjar tiroid secara teratur
untuk mendeteksi adanya gangguan atau ketidaknormalan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah
klasifikasi hormon yang mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang
disintesis oleh kelenjar tiroid dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis
hormon dari klasifikasi ini yaitu tetra-iodotironina dan tri-iodotironina.
Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang sangat vital di dalam metabolisme
tubuh.
Istilah
hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan senyawa organik
pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait; meskipun
terhadap dua hormon tiroid yang lain yaitu CT, dan PTH
1.
Fungsi utama hormon tiroid adalah
meningkatkan aktivitas metabolik seluler, sebagai hormon pertumbuhan, dan
mempengaruhi mekanisme tubuh yang spesifik seperti sistem kardiovaskuler dan
regulasi hormon lain.
2.
Diagnosis hipertiroidisme mengacu
pada hasil pemeriksaan TSH, FT4, FT3, TSI, dan indeks Wayne dan indeks New
Castle berdasarkan gejala klinis yang timbul.
3.
Penyebab terjadinya hipertiroidisme
adalah TSI yang mengambil alih regulasi yang seharusnya dilaksanakan oleh TSH.]
4.
Efek samping pembedahan yang mungkin
timbul bisa saja terjadi akibat letak kedua kelenjar yang berdekatan dan
fungsinya yang antagonis.
5.
Penatalaksanaan hipertiroidisme
meliputi tindakan bedah dan pemberian bahan penghambat sintesis tiroid, seperti
antitiroid, penghambat ion iodida, yodium konsentrasi tinggi, dan yodium
radioaktif.
B.
SARAN
1. Mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui fungsi hormone tiroid.
2. Mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan tetang mekanisme kerja hormone tiroid.
3. Mahasiswa dapat megetahui tentang
pembentukan dan efek dari hormone tiroid.
DAFTAR PUSTAKA