Rabu, 25 Desember 2013

Fungsi dan mekanisme kerja dari hormon tiroid



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Struma adalah perbesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan pembengkakan di bagian depan leher (Dorland, 2002). Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea. Tiroid menyekresikan dua hormon utama, tiroksin (T4), dan triiodotironin (T3), serta hormon kalsitonin yang mengatur metabolisme kalsium bersama dengan parathormon yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid (Guyton and Hall, 2007).
Kerja kelenjar tiroid ini dipengaruhi oleh kecukupan asupan iodium. Defisiensi hormon tiroid ini dapat menimbulkan gangguan tertentu yang spesifik. Cretinism, misalnya, yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan dibawah normal disertai dengan retardasi mental merupakan akibat dari hormon tiroid yang inadekuat pada saat perkembangan janin. Kekurangan asupan yodium yang biasanya terjadi pada daerah goiter (gondok) endemis banyak terjadi karena defisiensi yodium menyebabkan hipotiroidisme sehingga mengakibatkan pembengkakan kelenjar.

B.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apa itu hormon tiroid dan pembentukan hormonya
2.      Untuk mengetahui fungsi hormone tiroid dan efek hormone tiroid

C.    MANFAAT
1.         Agar dapat mengetahi apa yang dimaksud hormon tiroid
2.         Agar dapat mengetahui fungsi hormone teroid
3.         Agar dapat mengetahui pembentukan hormon tiroid
4.         Dapat mengetahui fungsi hormon tiroid
5.         Dapat mengetahui efek hormon kelenjar tiroid
BAB II
PEMBAHASAN
FUNGSI DAN MEKANISME KERJA DARI HORMON TIROID

A.    Pengertian Hormon Tiroid

Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah klasifikasi hormon yang mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang disintesis oleh kelenjar tiroid dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis hormon dari klasifikasi ini yaitu tetra-iodotironina dan tri-iodotironina. Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang sangat vital di dalam metabolisme tubuh.
Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan senyawa organik pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait; meskipun terhadap dua hormon tiroid yang lain yaitu CT, dan PTH

Hormon tiroid merupakan pengendali utama metabolisme dan pertumbuhan dengan, deiodinasi tetra-iodotironina yang memicu respirasi pada kompleks I rantai pernapasan mitokondria,yang  menjadi salah satu faktor laju metabolisme basal; dan modulasi transkripsi genetik melalui pencerap tri-iodotironina yang terdapat pada inti sel.Pentingnya peran TH mulai dikenali pada abad ke 19 saat sebuah kasus pembesaran kelenjar tiroid dengan simtoma hipertiroidisme mengakibatkan gagal jantung, exophthalmos dan percepatan laju metabolisme basal. Studi lebih lanjut yang kemudian dilakukan, memberikan pengetahuan bahwa kedua hormon tiroid T4 dan molekulnya yang lebih reaktif, yaitu T3 mempunyai efek pleiotropik. Konversi T4 menjadi T3, pada plasma darah disebut monodeiodinasi, terjadi oleh enzim ID-I yang banyak terdapat pada hati dan ginjal, dan ID-2 yang terdapat pada otak, hipofisis dan jaringan adiposa cokelat.[4] Kedua jenis enzim deiodinase tersebut mengandung senyawa Selenium, dengan glukokortikoid sebagai senyawa promoter.


Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara :
1.      Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein
2.      Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.

Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium, yaitu suatu eleman yang terdapat di dalam makanan dan air. Kelenjar tiroid menangkap yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid. Setelah hormon tiroid digunakan, beberapa yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid dan didaur-ulang untuk kembali menghasilkan hormon tiroid.
Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.
Hipotalamus (terletak tepat di atas kelenjar hipofisa di otak) menghasilkan thyrotropin-releasing hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan thyroid-stimulating hormone (TSH). Sesuai dengan namanya, TSH ini merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid. Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit; jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH. Hal ini disebut mekanisme umpan balik.

B.     Pembentukan hormone kelenjar tiroid

1.      Tirosin adalah suatu asam amino yang disintesis oleh sel – sel tubuh dalam jumlah yang cukup. Molekul – molekul tirosin yang diambil dari plasma kemudian masuk ke dalam koloid dan terikat pada molekul tiroglobulin. Tiroglobulin disintesis oleh reticulum endoplasma sel folikel yang kemudian disekresikan ke dalam koloid secara eksositosis. Hormone tiroksin yang dihasilkan adalah hasil iodinisasi molekul tirosin yang terikat pada tiroglobulin. Untuk dapat melakukan iodinisasi, diperlukan molekul iodium yang aktif.

2.      Molekul iodium aktif berasal dari iodide yang diambil melalui proses transport aktif yang memerlukan energi.

Proses pengambilan iodida secara aktif tersebut dikenal dengan proses idodida trapping. Iodide yang telah ditangkap akan dioksidasi oleh enzim peroksida menjadi iodium aktif sebelum berkonjugasi dengan gugus terminal tirosin-tiroglobulin. Proses ini menggunakan suatu simporter atau pompa iodida yang disebut simporter NA+/I- (NIS) yang mengangkut Na+ dan I- ke dalam sel melawan gradient elektrokimia untuk I.

3. Iodinisasi tiroglobulin/organic binding
Gugus tirosin yang menempel pada tiroglobulin di dalam koloid segera mengikat molekul – molekul iodium (iodinisasi) :
*      1 molekul iodium + tirosin-globulin à monoiodotirosin (MIT)
*      2 molekul iodium + tirosin-tiroglobulin à diiodotirosin (DIT)
Proses iodinisasi tiroglobulin-tirosin ini dikatalisis oleh enzim peroksidase tiroid dan dapat dihambat oleh zat – zat kimia seperti tiourea dan propiltiourasil

4. Kondensasi oksidatif
*      1 molekul MIT + 1 molekul DIT à 1 molekul triiodotironin (T3) + alanin
*      1 molekul DIT + 1 molekul MIT à 1 molekul reverse triiodotironin (rT3) + alanin
*      1 molekul DIT + 1 molekul DIT à 1 molekul tetraiodotironin (T4) + alanin
Sintesis hormone kelenjar tiroid di atas dirangsang oleh TSH. Dalam tiroid manusia normal, distribusi rata – rata senyawa beriodium adalah 23% MIT, 33% DIT, 35% T4, dan 7% T3. Sedangkan RT3 dan komponen lain hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit.

Hormon tiroid terdapat dalam 2 bentuk:
1.                  Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
2.                  Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu tri-iodo-tironin (T3).
Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif, sedangkan 20% sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.
Perubahan dari T4 menjadi T3 di dalam hati dan organ lainnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu.
Sebagian besar T4 dan T3 terikat erat pada protein tertentu di dalam darah dan hanya aktif jika tidak terikat pada protein ini. Dengan cara ini, tubuh mempertahankan jumlah hormon tiroid yang sesuai dengan kebutuhan agar kecepatan metabolisme tetap stabil.

C.     Fungsi Hormon Tiroid
1.      Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan konsusmsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat diubah menjadi T3 setelah dilepaskan darifolikel kelenjar.
2.      Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
3.      Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
4.      Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung
5.      Merangsang penbentukan sel dalam darah
6.      Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai komp[ensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme
7.      Bereaksi terhadap antagonis insulin.
Tirokalsitonin mempuyai jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium I tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum rendah akan menekan pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tamabahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus bekerjasama secara benar:
1.                  hipotalamus
2.                  kelenjar hipofisa
3.                  hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4 menjadi T3 di dalam hati serta organ lainnya).
Tiroid mengeluarkan tiga hormon penting, yaitu:
1.                  Triodotironin
2.                  Tiroksin
3.                  Kalsitonin
Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan cara mengalir bersama darah dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa.
Jika Tiroid mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin, maka tubuh akan merasa kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah. Sebaliknya jika terlalu banyak, tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa diam dan berat badan akan berkurang.


D.    Mekanisme Kerja Hormon Tiroid

Mekanisme Kendali yang Teliti

Sebuah sistem yang sangat maju dan teratur telah diciptakan untuk mengatur jumlah tiroksin yang dilepaskan. Pelepasan tiroksin terjadi lagi sebagai hasil rantai perintah sekumpulan sel tak sadar yang disusun dalam hirarki yang amat tertib.

Saat cukup hormon tiroid telah dihasilkam, hipotalamus menghentikan pembentukan hormon pelepas tiroid.

Saat tiroksin dilepaskan, otak sistem hormonal - hipotalamus -mengirimkan sebuah perintah (TRH, hormon pelepas tiroid) ke kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid, sebagai titik akhir rantai perintah ini, segera menanggapi dengan melepaskan tiroksin dan menyebarkannya ke seluruh tubuh melalui darah.

Saat tiroksin dibutuhkan, hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari (TRH).  Kelenjar pituitari yang menerima perintah ini memahami bahwa kelenjar tiroid harus diaktifkan.  Kelenjar pituitari segera mengirimkan perintah ke kelenjar tiroid (TSH).  Sesuai dengan perintah yang diterima, kelenjar tiroid segera menghasilkan tiroksin, dan menyebarkannya ke seluruh tubuh lewat aliran darah.
Bagaimanakah jumlah hormon yang harus dilepaskan itu ditentukan? Bagaimanakah mungkin hormon dilepaskan dalam jumlah yang dibutuhkan tak lebih dan tak kurang, kecuali saat sakit?
Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh sebuah sistem khusus yang diciptakan oleh kepiawaian Allah mencipta. Sistem ini didasarkan pada dua mekanisme arus balik negatif dan contoh keajaiban suatu rancangan teknik yang tak terbandingkan.
Saat jumlah tiroksin dalam darah naik di atas normal, hormon tiroksin mempengaruhi kelenjar pituitari dan terkadang langsung ke hipotalamus: kelenjar ini mengurangi kepekaan kelenjar pituitari terhadap hormon TRH.
Fungsi hormon TRH adalah mengaktifkan kelenjar pituitari agar mengirimkan perintah (berbentuk hormon TSH) ke kelenjar tiroid. Perintah ini adalah titik kedua dalam rantai perintah produksi hormon tiroksin.
Sistem ini dirancang begitu rumit sehingga kelebihan tiroksin mengambil tindakan amat cerdas agar sumber-sumber yang menghasilkan hormon ini tak membuat terlalu banyak, serta campur tangan dan menghambat rantai perintah yang dibangun untuk menghasilkan dirinya. Dengan cara ini, saat tiroksin di dalam darah meningkat di atas normal, produksinya otomatis dihentikan
Empat dari Sepuluh Ribu Molekul
Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh sistem menakjubkan yang telah kami gambarkan di atas. Namun, di samping semua ini, ada sistem menakjubkan lainnya yang menjaga agar jumlah tiroksin dalam darah mantap di masa genting.
Molekul tiroksin dilepaskan oleh kelenjar tiroid ke dalam darah dan harus segera menempel ke molekul yang dirancang khusus untuk mengangkutnya dalam darah. Saat menempel pada molekul ini, molekul tiroksin tak dapat menjalankan fungsinya. Dari ribuan molekul tiroksin, hanya sedikit yang beredar bebas dalam darah. Hanya sekitar empat dari sepuluh ribu molekul tiroksin yang mempengaruhi keepatan metabolisme dalam sel.

Setelah molekul tiroksin bebas memasuki sel-sel yang dituju, molekul tiroksin lainnya yang melepaskan diri dari molekul pembawanya menggantikan. Molekul-molekul pembawa bekerja sebagai tangki penyimpanan untuk memastikan bahwa tersedia cukup tiroksin bila dibutuhkan.
Kita telah melihat betapa cermat pengelolaan keseimbangan jumlah tiroksin yang dibutuhkan untuk mempengaruhi sel-sel ini dan masalah-masalah kesehatan yang timbul jika jumlah itu naik atau turun. Keseimbangan yang teliti ini melibatkan kadar empat molekul bebas dari sepuluh ribu molekul tiroksin terikat. Berdasarkan hal ini, pertanyaan-pertanyaan berikut harus diajukan:
Siapakah yang yang menghitung trilyunan molekul ini dan memutuskan bahwa hanya sekitar empat dari sepuluh ribu dibutuhkan untuk kesehatan manusia? Siapakah yang menghitung bahwa sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh enam molekul dari setiap sepuluh ribu molekul harus tidak berfungsi. Siapakah yang meramalkan bahwa akan berkurang empat molekul dari setiap sepuluh ribu yang mengambang dalam vena, dan kemudian melepaskan molekul lagi? Siapakah yang membuat perhitungan matemati yang menakjubkan dan menciptakan sistem yang telah ada sejak setiap manusia dilahirkan ini?
Tentunya contoh ini merupakan bukti bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu baik yang terlihat maupun yang tidak, bahwa Dia meliputi dan menentukan setepat-tepatnya kadar segala yang ada di muka bumi.
E.     Efek Hormon Kelenjar Tiroid

Efek umum dari hormone tiroid adalah menyebabkan transkripsi inti dari sejumlah besar gen. Oleh karena itu, sesungguhnya dalam semua sel tubuh, sejumlah besar enzim protein, protein structural, protein transport, dan zat lainnya akan meningkat. Hasil akhir dari semuanya adalah peningkatan menyeluruh aktivitas fungsional di seluruh tubuh.

Sebelum bekerja pada gen untuk meningkatkan transkripsi genetic, hampir semua tiroksin dideiodinasi oleh suatu ion iodium sehingga membentuk triiodotironin. Selanjutnya, triiodotironin ini memiliki afinitas pengikatan yang sangat tinggi dengan reseptor hormone tiroid intraselular. Akibatnya, sekitar 90% molekul hormone tiroid yang berikatan dengan reseptor adalah triiodotironin dan hanya 10% tirosin yang berikatan dengan reseptor.

Reseptor – reseptor hormone tiroid melekat atau berdekatan pada rantai genetic DNA. Saat berikatan dengan hormone tiroid, reseptor menjadi aktif dan mengwali proses transkripsi. Kemudian dibentuk sejumlah besar tipe RNA messenger yang berbeda, yang kemudian dalam beberapa menit atau jam diikuti dengan translasi RNA pada ribosom sitoplasma untuk membentuk ratusan protein baru. Diyakini bahwa sebagian besar kerja hormone tiroid dihasilkan dari fungsi enzimatik dan fungsi lain dari protein baru ini.


Efek kalorigenik hormone tiroid
T3 dan T4 merupakan hormon termogenik dan dapat meningkatkan konsumsi oksigen pada seluruh aktivitas metabolik jaringan kecuali otak dewasa, testis, uterus, lymph nodes, limfa, dan hipofisis anterior.  Peningkatan konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkatkan laju metabolisme yang pada akhirnya meningkatkan produksi panas.  Hal ini disebut sebagai kalorigenesis.

Hormon tiroid memiliki efek sekunder pada kalorigenesis dengan meningkatkan ekskresi nitrogen sehingga terjadi katabolisme dari lemak dan protein yang dapat menyebabkan penurunan berat badan bila konsumsi makanan tidak adekuat.  Kadar tiroid yang besar dapat untuk menghasilkan panas dalam jumlah besar sehingga suhu tubuh meningkat.  Akibatnya, terjadi mekanisme hilangnya panas karena vasodilatasi di kulit sehingga resistensi perifer berkurang.  Hormon tiroid juga dibutuhkan untuk perubahan hepatik dari karotin menjadi vitamin A.

Efek kalorigenik lain dari hormon tiroid akibat adanya metabolisme asam lemak.  Hormon tiroid meningkatkan aktivitas dari ikatan membrane Na,K ATPase pada berbagai jaringan.

F.     Tanda-tanda Orang yang Kelebihan dan Kekurangan Hormon Tiroid
Oleh Pengobatan Holistik Modern (Catatan) pada 2 Juli 2012 pukul 10:44
Jakarta, Hormon tiroid berfungsi menstimulasi metabolisme dari sel-sel tubuh. Tapi ada kalanya jumlah hormon ini tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Apa saja tanda-tanda kelebihan dan kekurangan hormon tiroid?

Tiroid adalah kelenjar yang terletak di leher bagian depan yang berbentuk seperti kupu-kupu dan seringkali mudah untuk diraba. Gangguan yang terjadi pada kelenjar ini bisa akibat ukurannya atau produksi hormonnya yang tidak seimbang.

Produksi hormon yang tidak seimbang ini bisa diakibatkan oleh kelebihan hormon tiroid (hipertiroid) atau kekurangan hormon tiroid (hipotiroid). Gangguan hormonal ini bisa terjadi seumur hidup, meski pada saat-saat tertentu kadar hormonnya bisa kembali normal tapi tidak ada yang tahu penyebab gangguan hormon tersebut muncul kembali.

Gangguan tiroid lebih banyak dialami oleh perempuan dibanding laki-laki (bisa sampai 5-7 kali lipat) dan mewakili sebagian besar penyakit endokrin atau yang berhubungan dengan hormon.

Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki hipotiroid atau hipertiroid biasanya dilakukan tes darah dengan mengetahui jumlah dari hormon T3 (triiodothyronine), T4 (thyroxine) dan TSH (Thyroid Stimulating Hormone).

Berikut ini gejala yang muncul jika tubuh kelebihan atau justru kekurangan hormon tiroid, seperti dikutip dari Thyroid.about.com, Rabu (24/8/2011) yaitu:
Hipertiroidisme
Hipotiroidisme
Denyut jantung yg cepat
Denyut nadi yg lambat
Tekanan darah tinggi
Suara serak
Kulit lembat & berkeringat banyak
Berbicara menjadi lambat
Gemetaran
Alis mata rontok
Gelisah
Kelopak mata turun
Nafsu makan bertambah disertai penambahan berat badan
Tidak tahan cuaca dingin
Sulit tidur
Sembelit
Sering buang air besar & diare
Penambahan berat badan
Lemah
Rambut kering, tipis, kasar
Kulit diatas tulang kering menonjol & menebal
Kulit kering, bersisik, tebal, kasar
Kulit diatas tulang kering menebal & menonjol
Mata membengkak, memerah & menonjol
Sindroma terowongan karpal
Mata peka terhadap cahaya
Kebingungan
Mata seakan menatap
Depresi
Kebingungan
Demensia

Sumber detikHealth - Vera Farah Bararah

G.    Penyakit Yang Menyerang Tiroid
Ada beberapa penyakit yang menyerang tiroid, yang utama adalah hipertiroidisme, hipotiroidisme, Penyakit Graves, Penyakit Hashimoto, peradangan, atau kanker tiroid.

1.      Hipertiroidisme (Hyperthyroidism)
Ketika seseorang mengalami hipertiroidisme, kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon. Gejala hipertiroidisme bisa memicu masalah kecemasan.
Gejala-gejala kecemasan ini meliputi kegugupan, keringat berlebih, tangan gemetar, dan denyut jantung tidak teratur.

Penderita pria mungkin mengalami disfungsi ereksi, sedangkan wanita berpontesi mengalami gangguan siklus menstruasi.
Gejala umum lainnya termasuk penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan dan diare. Hipertiroidisme paling sering mempengaruhi wanita berusia antara 20 hingga 40 tahun.

2.      Hipotiroidisme (Hypothyroidism)
Hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid yang cukup. Sebagian besar gejala hipotiroidisme merupakan kebalikan dari gejala hipertiroidisme, meskipun tidak selalu demikian.

Misalnya, seseorang dengan hipotiroidisme menemukan detak jantungnya melambat, alih-alih meningkat. Pasien mungkin juga merasa sangat lesu, kedinginan, mengalami peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan sembelit. Pasien pria mungkin mengalami disfungsi ereksi, dan wanita mengalami gangguan pada siklus menstruasi.

3. Penyakit Graves
Penyakit Graves terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid. Penyakit Graves lebih sering terjadi pada wanita antara usia 20 hingga 40 tahun. Beberapa gejala penyakit Graves mirip dengan hipertiroidisme seperti kecemasan dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Penyakit Graves sering disebut pula sebagai gondok karena kelenjar tiroid membesar dan berpotensi menimbulkan kesulitan bernapas.

Gejala lain penyakit Graves meliputi mata bengkak atau gatal, keringat berlebihan, sensitivitas panas, dan kelemahan otot.

4. Penyakit Hashimoto
Hashimoto merupakan penyakit dimana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid, seperti penyakit Graves.
Perbedaannya, pada penyakit Hashimoto produksi hormon tiroid menjadi turun, bukan meningkat. Beberapa gejala penyakit Hashimoto meliputi intoleransi terhadap cuaca dingin, gondok, kesulitan menelan, penambahan berat badan, dan kelelahan.

Tanda-tanda lain akan termasuk sembelit, rambut beruban, ketidakteraturan menstruasi pada wanita, dan kesulitan berkonsentrasi.

5. Penyakit Tiroid Lain

Sekitar 5 persen wanita mengalami bengkak kelenjar tiroid selama beberapa bulan setelah melahirkan. Kebanyakan wanita pada awalnya mengalami gejala seperti hipertiroidisme, dan kemudian berubah mengalami gejala mirip hipotiroidisme. Penyakit tiroid lain adalah kanker tiroid. Karena gejala kanker tiroid umumnya hanya berupa pembengkakan tiroid yang tidak spesifik, penting memeriksakan kelenjar tiroid secara teratur untuk mendeteksi adanya gangguan atau ketidaknormalan.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah klasifikasi hormon yang mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang disintesis oleh kelenjar tiroid dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis hormon dari klasifikasi ini yaitu tetra-iodotironina dan tri-iodotironina. Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang sangat vital di dalam metabolisme tubuh.
Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan senyawa organik pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait; meskipun terhadap dua hormon tiroid yang lain yaitu CT, dan PTH

1.      Fungsi utama hormon tiroid adalah meningkatkan aktivitas metabolik seluler, sebagai hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi mekanisme tubuh yang spesifik seperti sistem kardiovaskuler dan regulasi hormon lain.
2.      Diagnosis hipertiroidisme mengacu pada hasil pemeriksaan TSH, FT4, FT3, TSI, dan indeks Wayne dan indeks New Castle berdasarkan gejala klinis yang timbul.
3.      Penyebab terjadinya hipertiroidisme adalah TSI yang mengambil alih regulasi yang seharusnya dilaksanakan oleh TSH.]
4.      Efek samping pembedahan yang mungkin timbul bisa saja terjadi akibat letak kedua kelenjar yang berdekatan dan fungsinya yang antagonis.
5.      Penatalaksanaan hipertiroidisme meliputi tindakan bedah dan pemberian bahan penghambat sintesis tiroid, seperti antitiroid, penghambat ion iodida, yodium konsentrasi tinggi, dan yodium radioaktif.


B.     SARAN
1.      Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui fungsi hormone tiroid.
2.      Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tetang mekanisme kerja hormone tiroid.
3.      Mahasiswa dapat megetahui tentang pembentukan dan efek dari hormone tiroid.
DAFTAR PUSTAKA


2 komentar:

  1. subhanallah sekali . terutama penjelasan '4 dari sepuluh ribu' . gilaaaa. bener2 subhanallah. ijin copas ilmunya ya :)

    BalasHapus
  2. waaahhh sangat membantu skali ini postingan. thanks yach ditungan selanjutnya....

    BalasHapus